Katimin
.HAMAS is a religious non-profit organization established in Palestine in 1987. It is a military wing of the Islamic movement, "Ikhwanul Muslimin," and is focused on social and political activities. The political vision on HAMAS is reflected in platform, which is to realize an Islamic state all over Palestine. It has an ideology which indicates that "jihad" is the only way to get rid of Israel from Palestine, and that peace processes are useless. Its commitment to run social activities in addition to the political ones has increased its popularity and brought it to win legislative election in Palestine in 2006. The struggle of HAMAS has linked to Islamic movements in other states such as Iran and Indonesia
Term Kunci: Visi Politik, HAMAS, Palestina
Isu penting yang banyak menyita perhatian dunia akhir-akhir ini adalah perkembangan politik di Timur Tengah, khususnya Palestina. HAMAS yang selama ini dianggap menjadi duri bagi proses perdamaian Palestina, tiba-tiba muncul menjadi satu kekuatan politik dengan keberhasilannya memenangkan pemilu legislatif mengalahkan pesaingnya Fatah pada tanggal 25 Januari 26 lalu. Tidak hanya dunia Barat yang tercengang dengan fenomena ini, dunia Islam juga mengalami hal yang sama.
Banyak pengamat memberikan komentar, ulasan maupun prediksi berkaitkan dengan prospek perdamaian di Timur Tengah. Ulasan-ulasan tersebut ada yang bernada optimis dan pesimis. Terlepas dari hal tersebut fenomena HAMAS yang muncul di luar dugaan sekaligus meruntuhkan segenap prediksi serta menyisakan sejumah teka-teki dan rasa ingin tahu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain adalah Apakah HAMAS itu? Dari mana asal usul gerakan ini? Dari mana sumber dananya? Bagaimana struktur organisasinya? Bagaimana ideologinnya? Kemana dan bagaimana arah dan tujuan politiknya? Bagaimana ia dapat muncul dan sekaligus memenangkan pertarungan di antara kekuatan-kekuatan Politik di Palestina? Inilah sejumlah pertanyaan penting untuk dijawab.
HAMAS sebagai salah satu poros kekuatan politik di Palestina mungkin sudah banyak diketahui dan didengar. Akan tetapi jika dilihat sikap dan aksi-askinya baik dalam menghadapi zionis Israel maupun sesama faksi di Palestina masih memerlukan penelitian lebih jauh. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong peneliti mengambl HAMAS sebagai objek kajian.
Di kalangan Barat, HAMAS dianggap sebagai sebuah organisasi radikal Islam fundamentalis, bahkan Israel menggolongkannya sebagai organisasi teroris. Taktik dan strategi perlawanan yang dilakukan HAMAS dalam kacamata Barat adalah sama dengan apa yang dilakukan oleh para teroris. Untuk alasan ini, Angkatan Bersenjata Israel (Israel Defense Forces) mencatat lebih dari 425 tindakan terorisme dengan korban jiwa sebanyak 377 masyarakat civil. Sementara terhadap Israel lebih 53 kali HAMAS telah melakukan tindakan-tindakan terorisme dan telah membunuh 289 warga negara Israel sejak tahun 2000.
Bagi kalangan Islam, terutama Palestina tindakan-tindakan HAMAS ini tentu dianggap sebagai prestasi yang luar biasa karena berhasil membunuh musuh-musuh Islam, semakin banyak yang terbunuh, semakin bagus. Bahkan di dalam Piagam HAMAS disebutkan secara eksplisit bahwa membunuh musuh-musuh Islam, terutama Israel dianggap sebagai mati syahid.
Dua sudut pandang yang berbeda tersebut di atas tentu menarik untuk dikaji secara lebih mendalam untuk melihat potret HAMAS secara utuh. Alasan ini juga yang mendasari penulis melakukan penelitian ini. Untuk itu, masalah pokok penelitian yang penting untuk dijawab adalah: Bagaimanakah Tujuan dan ideologi politik HAMAS dalam perjuangan negara Palestina? Faktor-faktor apa yang menyebabkan HAMAS menjadi kekuatan politik yang sangat dominan sehingga dapat memenangkan percaturan politik dalam Pemilu legislatif 25 Januari 2006 di Palestina?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui tujuan dan ideologi politik HAMAS dalam perjuangan negara Palestina, dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan HAMAS menjadi kekuatan politik yang sangat dominan sehingga dapat memenangkan percaturan politik dalam Pemilu legislatif 25 Januari 2006 di Palestina..
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi umat Islam Indonesia, untuk menambah wawasan tentang dunia Islam, khususnya tentang HAMAS. Pergerakan Organisasi Islam pada masa modern ini memiliki ciri-ciri khas yang mungkin dapat diambil hikmahnya oleh kekuatan-kekuatan politik Islam di tanah air, dalam rangka perjuangan Islam. Khusus di lingkungan IAIN, penelitian tentang HAMAS ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kalangan akademisi lain untuk melakukan penelitian yang sama dengan pendekatan-pendekatan lain. Karena informasi tentang HAMAS ini di lingkungan IAIN termasuk masih langka.
Metode Penelitian
a. Sumber data dan Pendekatan
Penelitian ini adalah termasuk dalam jenis penelitian sejarah. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, sosiologis, dan politis. Pendekatan historis dimaksudkan di sini adalah untuk melihat aspek-aspek sejarah masa lalu berkaitan dengan eksistensi HAMAS. Oleh sebab itu data sejarah tentang HAMAS ini menjadi sumber primer. Data sejarah dimaksud antara lain bersumber dari Bulletin, Jurnal, Artikel, dan penelitian. Sebagian besar sumber-sumber sejarah ini diambil dari internet ditambah dengan buku-buku yang relevan. Pendekatan sosiologis, dimaksudkan di sini adalah menelaah aspek-aspek sosial yang terkait dengan keberadaan HAMAS di Palestina. Sedangkan pendekatan politis dimaksudkan untuk melihat dimensi politik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi HAMAS dalam perjuangannya menuju negara Palestina merdeka. Oleh sebab itu, dokumen-dokumen politik seperti Piagam HAMAS menjadi data penting di dalam kajian ini.
b. Pengumpulan, pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data di dalam penelitian ini dilakukan melalui data-data tertulis, seperti dokument, artikel, buku-buku, dan internet. Media internet ini menjadi sangat penting dan menempati porsi paling besar dalam proses pengumpulan data. Hal ini dikarenaan masih minimnya informasi tentang HAMAS di tanah air, terutama melalui buku-buku.
Setelah data-data terkumpul, kemudian diolah dengan melalui tahapan-tahapan. Tahap pertama, dilakukan pemilahan data dengan melakukan codying. Dalam hal ini masing-masing data diberi kode sesuai dengan tujuan penelitian. Tahap kedua, data-data tersebut dipilah, sesuai dengan kategori-kategori yang dilakukan, tahapan selanjutnya adalah melakukan pendiskripsian atau pemaparan data. Data-data tersebut dideskripsikan melalui proposisi-proposi dalam bentuk kalimat dan paragraf sehingga dapat dipahami maknanya. Tahap ketiga dilakukan analisis data. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Temuan Penelitian
HAMAS didirikan atas tiga sayap yang berbeda, sayap politik ditangani oleh orang-orang terdekat Yassin (Shanab, Yazuri, Rantisi, Zahhar) yang menerbitkan leaflets, mencari dana khususnya di kawasan Timur Tengah, merekrut anggota dan menguasai mesjid-mesjid. Sebuah instrumen atau sell inteligensi yang dikenal dengan al-Majd (Glory), di bawah pimpinan Yihyah Sanwar dan Ruhi Mushtaha didirikan untuk kepentingan kebijakan-kebijakan yang bersifat internal, khususnya untuk kawasan Gaza (misalnya untuk pembunuhan-pembunuhan tertentu, seperti terhadap orang-orang Palestina yang berkalaborasi dengan Israel). Instrumen ini kemudian bergabung dengan sayap militer, yaitu "Izza al-Din al-Qassam". Operasi-operasi HAMAS menggunakan sistem sell. Oleh sebab itu, sangat menyusahkan agen-agen Israel dalam melakukan penetrasi. Israel hanya dapat melihatnya sebagai sebuah organisasi pembaharu sosial dan kemudian mengenalnya sebagai patner yang baik di dalam diskusi-diskusi untuk meminggirkan PLO. Kerjasama diam-diam ini berakhir dengan penculikan dan pembunuhan serdadu Israel yang bernama Sasportas dan Sa’don. HAMAS kemudian dilarang, dan Ahmed Yassin dan yang lainnya ditangkap.
Selain itu, HAMAS juga memiliki divisi-divisi lain yang bergerak di bidang-bidang sosial, seperti santunan kepada fakir miskin, santunan berupa penyediaan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran, bantuan perumahan, pembangunan di bidang pendidikan, termasuk santunan kepada keluarga warga Palestina bila ada dari anggota keluarganya yang ditangkap maupun yang dibunuh oleh Israel.
Ideology Politik dan Tujuan HAMAS
Ideologi dasar HAMAS dapat ditemukan pada arus utama organisasi Ikhwanul Muslimin. Di dalam platform yang dipublikasikan oleh HAMAS pada bulan Agustus 1988, dinyatakan bahwa HAMAS adalah sebagai cabang dari organisasi Ikhwanul Muslimin orang-orang Palestina. Meskipun demikian, sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup jelas antara HAMAS dibandingkan dengan Ikhwanul Muslimin di kawasan tersebut sebelum terjadinya intifadhah, khususnya yang berkenaan dengan jihad. Ikhwanul Muslimin di wilayah tersebut memandang jihad sebagai kewajiban umum dan sebagai hal yang prinsip. Ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa Islam mesti ditegakkan dahulu di seluruh penjuru dunia Islam, baru kemudian diikuti dengan jihad dalam menentang Israel sekaligus pembebasan Palestina dari Israel. Sebaliknya HAMAS menekankan jihad sebagai satu-satunya wahana untuk menyelesaikan problem di Palestina.
HAMAS mendefenisikan jihad dengan tujuan pembebasan seluruh rakyat Palestina sebagai sebuah kewajiban personal keagamaan (fardhu ‘ain). Pada saat yang sama HAMAS juga menolak tawaran politik dalam bentuk apapun, termasuk melalui jalan damai yang akan menyebabkan lepasnya sebagian daerah Palestina, karena dengan demikian berarti menyerahkan sebagian kawasan Islam. Jadi penentangan yang sangat keras terhadap proses damai, dan pengakuan terhadap hak Israel terhadap keberadaan tanah Palestina merupakan karakter HAMAS yang sangat tegas.. Dengan demikian HAMAS menjadi sebuah elemen penting yang berkoalisi dengan pihak-pihak lain untuk menolak proses perdamaian, sebuah koalisi yang didirikan sebelum pelaksanaan konverensi Madrid. HAMAS pun belakangan ini menjadi pendorong semangat di antara pihak-pihak yang menentang proses jalan damai. Sebuah protes umumpun kemudian dilakukan di daerah tersebut pada 23 September 1992. Rasa ketidakpuasan dan ketakutan ini direspon dengan sangat kuat oleh anggota-anggota senior dari faksi FATAH yang tergabung dalam proses perdamaian. Penolakan menuju alternatif-alternatif jalan damai ditunjukkan oleh HAMAS dengan seruan memperluas intifadhah, termasuk penggunaan senjata api, pelatihan aktifis militer, dan implementasi jihad.
Tujuan utama HAMAS adalah pendirian sebuah negara Islam di seluruh Palestina. Langkah efektif dan cepat dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah memperluas intifadhah dan mengutamakan jihad, tidak hanya bagi warga muslim Palestina, tetapi juga bagi seluruh dunia Islam.
Ideologi perjuangan HAMAS digelorakan melalui devisi khusus yang disebut dengan dakwah. Melalui lembaga dakwah inilah para aktivis HAMAS mengindoktrinasi para anggota HAMAS yang akan menjalankan misi-misi organisasi, baik misi khusus yang bersifat rahasia maupun misi yang bersifat terbuka. Meskipun devisi dakwah ini menurut keterangan salah seorang senior HAMAS merupakan devisi yang terpisah, akan tetapi fungsinya sangat sentral dalam mengerakkan aktivitas organisasi. Di dalam devisi dakwah inilah HAMAS menciptakan basis-basis dukungan terhadap organisasi. Tempat yang dijadikan sebagai basis dukungan ini adalah mesjid-mesjid, dan beberapa lembaga lainnya. Jadi organisasi ini dapat dikatakan sebagai lembaga multiwajah yang dapat melakukan kontak langsung dengan sell-sell lain yang ada dalam struktur organisasi HAMAS. Pengakuan salah seorang senior HAMAS yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara devisi dakwah ini dengan HAMAS lebih tepat jika dipandang sebagai taktik menghindari kecurigaan Israel.
Selain menggunakan mesjid sebagai basis menciptakan dukungan terhadap organisasi, HAMAS juga menggunakan penerbitan-penerbitan seperti leaflets, baik yang terbit secara mingguan maupun bulanan untuk menggelorakan ideologi perjuangan atau melakukan propaganda-propaganda dan perintah-perintah organisasi kepada anggota-anggotanya.
HAMAS tetap bertahan dalam penggunaan cara-cara kekerasan. hal ini cukup jelas dari isi pamflet-pamflet yang secara teratur disebarluaskan di hampir seluruh bagian di dalam wilayah pendudukan sejak bulan pertama HAMAS berdiri. Pamlet-pamlet tersebut berisi statmen-statemen seperti tingkatkan penyerangan dengan pisau, granat, senjata api, melawan Yahudi-Yahudi pengecut di rumah mereka, dan rubahlah hari menjadi gelap, dan malam menjadi neraka yang mengerikan. Lihatlah setiap orang Yahudi di pemukimannya, sebagai target pembunuhan yang darah dan uangnya halal untuk diambil.
Sumber Finansial HAMAS
HAMAS menikmati dukungan finansial yang kuat. HAMAS menerima dukungan finansial dari lembaga-lembaga tidak resmi di Saudi Arabia dan negara-negara Teluk, dan belakangan dari negara Iran. Sejumlah uang yang diperoleh HAMAS selama beroperasi di Judea, Samaria, dan Gaza setiap tahunnya diperkirakan mencapai satu milliar dollar. Dana-dana tersebut didistribusikan kei berbagai kelompok dan asosiasi yang terkait dengan pergerakan untuk aktivitas di lapangan.
Sebuah jaringan lembaga donor luar negeri (Jamayath Hiriya) dan Badan-badan zakat (Lejan Zekath) bekerja di kawasan tersebut berasal dari dua lembaga Jordan, yaitu Asosiasi lembaga zakat dan lembaga sosial dan perundang-undangan (Charity Association and Social Institutions Law) dan Peraturan-peraturan tentang keuangan dan zakat (Charity Fund-Raising Regulations). HAMAS memperluas penggunaan dari banyak lembaga-embaga donor tersebut bersama-sama dengan berbagai mesjid, dan berbagai perkumpulan-perkumpulan, juga untuk aktivitas organisasi yang bersifat terbuka maupun aktivitas yang bersifat tertutup (rahasia). Ideology pergerakan, sebagaimana yang terdapat pada induknya Ikhwanul Muslimin, ditandai dengan kepentingan yang sangat besar untuk memberikan zakat sebagaimana yang terdapat dalam rukun Islam. Mengeluarkan zakat dipandang dapat membawa orang lebih dekat kepada Islam, dan hal ini berarti memperluas kinerja HAMAS.
Jaringan lembaga-lembaga zakat menjadi seperti layar bagi aktivitas-aktivitas yang sifatnya rahasia, termasuk hubungan dengan pergerakan kepemimpinan di luar negeri, transfer dana di lapangan operasi, dan untuk mengidentifikasi orang-orang potensial yang direkrut.
Satu aspek penting dari lembaga-lembaga zakat dan komite-komitenya adalah fungsinya sebagai chanel dan ke dalam regu. Penggunaan dana-dana zakat tampaknya tidak selalu bisa dibedakan antara aktivitas untuk kepentingan terbuka yang baik dengan ativitas yang bersifat rahasia, seperti kejahatan dan kegiatan teroris. Sebagai contoh lembaga-lembaga donor tersebut membayar denda dan membantu para keluarga pejuang yang ditahan. Lembaga-lembaga donor dapat juga mentrasfer dana kepada HAMAS melalui infrastruktur administrasi keuangan mereka.
Metode tersebut secara umum digunakan untuk mentrasfer dana melalui moneychangers, check, rekening pribadi, dan perusahaan-perusahaan luar, rekening bisnis luar negeri yang konsen terhadap ekonomi di daerah tersebut, dan juga transfer langsung dari luar, biasanya melalui bank-bank yang ada di Barat seperti di Inggris, USA, dan Jerman. Pergeraan Islam di Israel juga berfungsi sebagai chanel untuk mentransfer dana-dana.
Aktivitas Politik HAMAS
Sebagai organisasi, Hamas memiliki sejumlah aktivitas, baik yang bersifat terbuka, maupun yang tertutup atau rahasia. Aktivitas-aktivitas organisasi yang bersifat terbuka umumnya menyentuh aspek-aspek sosial dan politik. Sedangkan aktivitas-aktivitas yang tertutup atau rahasia umumnya berkenaan dengan aksi militer melalui jihad dengan target warga dan militer Israel, di samping juga target-target pembunuhan terhadap warga Palestina yang dicurigai berkalaborasi dengan Israel. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan HAMAS dalam menentang pendudukan Israel antara lain adalah partisipasinya dalam pemilu Palestina, gerakan politik yang dilakukan oleh sayap militer melalui devisi Brigade Al-Kasam, dan aktivitas-aktivitas jihad seperti melakukan bom bunuh diri, serta perlawanan publik warga Palestina yang disebut dengan intifadhah.
1. Intifadhah
Intifadhah dalam bahasa Arab artinya "pemberontakan". Istilah ini sebagai julukan terhadap perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang Palestina yang bersenjatakan batu-batu melawan agresi Israel yang menggunakan senajata api, roket, bahkan rudal. Peritiwa intifadhah pertama kali muncul tahun 1987, yaitu pembalasan aksi yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Palestina terhadap enam anak-anak Palestina oleh tentara-tentara Israel. Aksi intifadhah ini diikuti oleh tingkat usia yang berbeda laki dan perempuan. Kegiatan ini berlangsung hingga periode September 2000, sudah 936 jumlah anak-anak Palestina tewas). Berdasarkan sumber Organisasi Kesehatan Palestina, sekitar 23% dari 1000 orang yang terbunuh selama intifadhah al-Aqsha bahkan belum berusia 18 tahun. Yang lebih tragis lagi adalah bawah 845 dari mereka yang tewas adalah justru mereka yang tidak ambil bagian dalam segala bentrokan maupun demontrasi, 33% dari mereka yang terluka di Tepi Barat ditembak dengan peluru tajam, dan 65% dari luka-luka tersebut terjadi di bagian atas tubuhnya. Jumlah seluhnya yang terluka mencapai 20.000 orang. Dari jumlah ini, 2000 orang menderita cacat seumur hidup. Dari jumlah 1850 orang, 50% dari mereka adalah anak-anak, dan telah ditahan 900 orang dan hingga sekarang masih berada di dalam penjara-penjara Israel.
Berdasarkan data Palang Merah PBB, bangunan yang rusak mencapai 4000 buah, yang dimusnahkan secara total 580 buah, 30 masjid, 12 gereja dan 134 unit penyimpanan air. Jumlah sekolah yang rusak 275. Selama dua bulan pertama intifadhah al-Aqsha sudah 132 murid tertembak ketika pulang dari sekolah.
Pada peristiwa permulaan Intifadhah itulah HAMAS memulai operasinya di Palestina yang diawali di Gaza dan kemudian berkembang ke kawasan Judea dan Samaria. HAMAS mengaggap sangat berjasa terhadap meletusnya peristiwa intifadhah, dan mengambil suatu peran penting pada perkembangan selanjutnya. Organisasi HAMAS berkembang demikian cepat melalui aktivitas intifadhah yang difasilitasi oleh figur sentralnya "Al-Majama Al-Islami,".
2. Aktivitas Militer
Aktivitas militer yang dilakukan HAMAS dibungkus dengan tema-tema keagamaan yang perwujudannya selalu dinamis, sebagai pengembangan dari intifadhah. Aktivitas tersebut terdiri dari:
Pejuang-pejuang suci Palestina (Al Majahadoun Al-Palestinioun), semacam aparatus militer untuk meakukan serangan-serangan teroris, khususnya target-target yang ditujukan kepada Israel. Sebelum meletusnya intifadhah, elemen ini sejak semula telah mempersiapkan infrastuktur untuk ativitasnya. Kerangka kerja "Al-Majahadoun Al-Falestinioun" diletakkan oleh Syeikh Ahmed tahun 1982 bersama-sama tokoh "Al-Majama". Dalam hal ini termasuk juga upaya-upaya mendapatkan senjata dalam menghadapi pertempuran menentang rivalnya dari sesama faksi di Palestina termasuk kemudian menentang Israel. Aktivitas ini segera diketahui oleh Israel, dan menyebabkan Yasin dipenjara selama 13 tahun, tetapi kemudian segera dibebaskan dari penjara Jibril pada bulan Mei 1985 melalui pertukaran tahanan. Setelah pembebasannya Yasin segera mempersiapkan kertas kerjanya dengan membentuk satu apartus militer. Pertama-tama yang dilakukannya adalah menentang orang-orang yang diaggap sesat dan terhadap para pembelot. Hal ini dihubungkan dengan pandangan Ikhwanul Muslimin yang menyatakan bahwa jihad mesti dilakukan setelah dilaksanakannya pembersihan dari dalam terhadap para musuh-musuh yang ada. Pada saat yang sama sebuah infrastruktur militer dipersiapkan termasuk stock cadangan yang diperlukan sejalan dengan perlawanan terhadap Israel. Singkatnya sebelum meletusnya intifadhah, sejumlah orang direkrut untuk tujuan jihad militer. Pengorganisasian aktivitas militer oleh kelompok ini termasuk serangan-serangan reguler. Sejalan dengan meletusnya intifadhah, aparatus militer melakukan sejumlah variasi serangan, termasuk penggunaan bom, senjata api, hampir seluruhnya dilakukan di bagian utara distrik Gaza. Serangan-serangan ini mencapai klimaknya dengan disertai penculikan dan pembunuhan serdadu IDF yang bernama Avi Sasportas pada bulan February 1989 dan Ilan Sa’don pada bulan Mei 1989.
Seksi Keamanan (Jehaz Aman). Seksi ini mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang dicurigai berkalaborasi dengan Israel dan elemen-elemen lokal lain. Dengan intensitas yang luas seksi ini menghukum orang-orang yang bersengkokol dengan Israel dengan cara-cara kekerasan, termasuk membunuhnya. Untuk maksud ini, beberapa unit dibentuk berdasarkan kerangka kerja yang disebut "Majd", sebuah istilah Arab singkatan dari "Majmouath Jihad u-Dawa". Dalam kaitannnya dengan intifadhah, kelompok-kelompok ini mengambil bentuk yang bervariasi, dan paling akhir tergabung dalam pasukan pemukul (The Iz al-Din al-Kassam Hit Squads). Seksi keamanan (Jehaz Aman) didirikan pada awal tahun 1986 oleh Syeikh Yasin bersama dua rekannya yang juga aktif di "Al-Majama". Fungsi seksi tersebut adalah mengawasi orang-orang yang dicurigai sebagai pengkhianat dan juga orang-orang Palestina lain yang tindakannya bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam seperti, obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, penjual gambar-gambar porno dan lain-lain. Pada akhir tahun 1986 dan awal tahun 1987, atas rekomendasi dua pimpinan seksi militer, Yasin membentuk pasukan yang dikena dengan "Majd", yang bertujuan membunuh pelaku maksiat dan orang-orang pengkhianat. Yasin memerintahkan para pemimpin yang mesti mereka bunuh pada setiap orang berdasarkan hasil interogasi yang terlibat sebagai mata-mata atau pengkhianat., dan melaksanakan intruksinya melalui sebuah aturan agama. Cara seperti ini berlanjut hingga meletusnya intifadhah. Unit-unit "Majd" kemudian menjadi bagian dari jaringan kerja "Al Majahadoun".
Brigade "Iz Al-Din Al-Kassam". Aparatus militer HAMAS melakukan beberapa perubahan dalam masalah intifadhah, sebagai upaya preventif menghadapi kekuatan Israel. Bentuk paling akhir dari aparatus ini bernama pasukan-pasukan "Iz Al-Din Al-Kassam" yang bertanggunjawab terhadap hampir seluruh serangan-serangan serius yang dilakukan HAMAS sejak 1 Januari 1992. Pasukan-pasukan ini termasuk puluhan orang yang dicurigai yang berasal dari Gaza. Pada tahun itu juga, orang-orang yang dicurigai melakukan operasinya di kawasan Judea dan Samaria. Sementara itu dilakukan pula proses rekruitmen orang-orang Palestina dari kawasan Judea dan Samaria untuk menyerang bagian dalam garis hijau (Green Line), membunuh penjaga perbatasan di Jerusalem dan penanaman sebuah bom mobil di Ramat Efal. Sebagian pasukan ini tertangkap atau terbunuh, dan sebagian yang lain lari ke Mesir. Sekarang ini sejumlah besar operasi-operasi HAMAS tetap aktif di kawaasan tersebut. sebagian besar mereka adalah anggota-anggota "Iz Al-Din Al-Kassam". HAMAS dikenal sebagai pelaku bom bunuh diri berasal dari satu cabang khusus HAMAS yang mengambil semangat kekuatan agama "Izzu d-Din i-Qasam". Anggota-anggota dari pasukan ini meyakini bahwa kematian di jalan Allah dipandang sebagai tindakan yang sangat mulia. Aksi-aksi militer dengan menggunakan terma jihad yang ditujukan terhadap warga Israel, dan terhadap warga Palestina yang berkalaborasi dengan Israel ini mendapat dukungan yang relatif banyak dari orang-orang Palestina, meskipun jumlah ini naik turun tergantung perubahan kondisi sosial politik di Palestina. Akibat pembunuhan-pembunuhan warga Israel melalui lemparan-lemparan batu yang dilakukan oleh orang-orang Palestina pada akhir tahun 2000 HAMAS berkembang menjadi lebih kuat dari masa-masa sebelumnya. Sejak saat itu. HAMAS menjadi sangat kuat menandingi kekuatan PLO.
Popularitas HAMAS
Sejak dimulainya pelaksanaan pemerintahan otoritas Palestina (PA), HAMAS meningkatkan aktivitas publiknya secara signifikan. Tujuan dari aktivitasnya ini dapat dikelompokkan kepada dua, yakni: (1) Tujuan jangka pendek (short–term goal): mengutamakan kekuatan, dan bersikap oposisi terhadap otoritas Palestina, dan (2) Tujuan jangga panjang (long-term goal): memperluas basis kekuatannya dan hadir sebagai alternatif yang memungkinkan terhadap pemerintahan otoritas Pelestina, sebagai bagian dari perlawanan yang lebih luas untuk menentangnya, termasuk penentangan dalam proses-proses damai.
Dari berbagai aktivitas HAMAS tersebut, baik yang diwujudkan melalui tujuan jangga pendek maupun tujuan jangka panjang beberapa hal di antaranya dipandang sangat menentukan dalam meningkatkan popularitas HAMAS di tengah konstalasi politik Palestina, terutama menghadapi rivalnya Fatah. Aspek-aspek tersebut meliputi, komitmen kemanusiaan, komitmen keislaman, dan kejenuhan rakyat Palestina menghadapi problem yang tidak kunjung selesai.
Pertama, komitmen kemanusiaan. Selain aspek politik, sisi menarik dari HAMAS sehingga menarik perhatian publik Palestina dibandingkan dengan faksi-faksi lain yang ada, adalah komitmen kemanusiaan melalui aktivitasnya di bidang sosial. Proyek-proyek sosial yang menjadi garapan HAMAS adalah memberikan santunan kepada orang-orang miskin, skema-skema bagi kesejahteran dan pendidikan, training-training, penanganan masalah kesehatan penduduk, dan juga memberikan pekerjaan-pekerjaan bagi para pengangguran.
Pusat kegiatan mereka bertempat di Jalur Gaza. Di sini HAMAS menawarkan sistem santunan kesejahteraan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintahan otoritas Palestina. Banyak para pengamat mengklaim bahwa tipe aktivitas seperti ini merupakan inti dari aktivitas yang nyata dari HAMAS melebihi dimensi politik maupun dimensi kekerasan.
Kedua, komitmen keislaman. HAMAS sukses di dalam memenangkan dukungan yang demikian cepat dari warga Paletina di Jalur Gaza dan Tepi Barat adalah disebabkan atas komitmen keislamannya yang demikian besar serta aktivitas pada masa awalnya sebagai sebuah organisasi keagamaan dan sebagai organisasi non-profit. Seorang pengamat menceritakan bagaimana laporan-laporan dan intruksi-intruksi sering dikumandangkan melalui pengeras suara di mesjid-mesjid (f.n.4). Kedutaan Israel berkata bahwa di dalam publikasi mingguan pada bulan Agustus 1988, perjanjian-perjanjian HAMAS ditempatkan di mesjid-mesjid di seluruh wilayah Palestina. Orang-orang muslim secara khusus tertarik kepada HAMAS karena identitasnya sebagai pergerakan Islam fundamentalis yang ambil bagian dalam berbagai cara dibanding dengan PLO.
HAMAS memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan PLO. Ideology HAMAS merupakan sebuah sintesa antara ide-ide keagamaan Islam pan-Arab dengan paham nasionalisme Palestina. HAMAS menyatakan keseriusannya untuk mendirikan sebuah Negara Islam Palestina dan undang-undangnya menggambarkan keterikatan yang sangat kental dengan ideologi Islam dan ayat-ayat Alquran. Sebaliknya, undang-undang PLO merupakan dokumen yang sekuler yang mendukung faham nasioanlisme Palestina anggota senior PLO mengatakan bahwa mereka akan menerapkan suatu bentuk pemerintahan demokrasi ala Barat di dalam sebuah Negara Palestina merdeka. (10)
Kedua undang-undang tersebut mengatakan bahwa Israel mesti dipaksa angkat kaki dari apa yang disebut sebagai wilayah Palestina sebelum tahun 1947 (mandat liga bangsa-bangsa termasuk wilayah Israel sekarang, Yordania, dan wilayah-wilayah yang dikuasai Israel itu; Pemerintahan Inggris kemudian merubah hal ini dan mengeluarkan kerajaan Yordan yang terletak di sebelah Timur Sungai Yordan, dan kekuatan bersenjatalah satu-satunya cara untuk mengembalikannya. Dalam hal ini, HAMAS menggunakan term jihad atau perang agama. (11). Meskipun demikian pada akhir 1989, PLO merubah posisi pendiriannya tentang Negara Palestina dan menyatakan kesediannya untuk menerima sebuah Negara yang terdiri dari Tepi Barat dan Gaza di dalam sebuah konfederasi dengan Jordan dan mengakui eksistensi Israel. Sejak saat itulah negosiasi secara tidak langsung dilakukan dengan Israel atas dasar wilayah perdamaian dan resolusi dewan keamanan PBB no.242 dan 338. Kesediaan untuk melakukan negosiasi dengan Israel atas wilayah tersebut barangkali merupakan perbedaan yang sangat signifikan antara PLO dan HAMAS.
PLO meyakini bahwa dia memiliki alasan yang kuat untuk merasa terancam oleh keberadaan HAMAS, karena dukungannya terhadap ideology-ideologi fundamentalis. Pada waktu tertentu PLO telah berupaya untuk menyesuaikan perbedaanya dengan HAMAS, atau merekrut organisasinya, tetapi setelah intifadhah dimula, Arafat berupaya untuk memasukkan HAMAS ke dalam komando nasional bersatu atau (UNC) yang dibentuk oleh PLO untuk upaya mengkontrol kerusuhan tersebut. Tetapi Syekh Yasin, melontarkan tuntutan balasan bahwa HAMAS harus diberikan posisi yang besar (dilaporkan sekitar 40% dari kursi yang ada di dewan nasional Palestina dan lembaga-lembaga pemerintahan PLO lainnya. HAMAS juga menuntut agar PLO merubah platformnya sesuai dengan azas-azas organisasi HAMAS. Ada laporan-laporan berkala tentang kesepakatan dan kerja sama dan PLO, kelihatannya memang ada kerjasama di dalam urusan yang bersifat taktis, bila laporan itu benar bahwa aktivitas-aktivitas HAMAS dan PLO sama-sama bersatu dalam menyerang Israel dan Palestina di wilayah itu, tetapi serangan-serangan itu bisa saja berbentuk aksi-aksi tersendiri dari masyarakat lokal. Muhammad Nazar seorang pimpinan HAMAS dan menjadi perwakilannya di wilayah Amman, Yordan, mengatakan baru-baru ini bahwa, perbedaan di antara mereka begitu besar untuk dapat dijembatani.
Ketiga, kejenuhan warga Palestina dalam menghadapi problem. Salah satu alasan lain mengapa HAMAS sukses dalam menggalang dukungan dari warga Palestina adalah kejenuhan di antara warga Palestina atas ketidakmampuan PLO dalam mencari solusi terhadap problem warga Palestina. Sedikit informasi spesifik telah membuat masyarakat umum tertarik bila berkaitan dengan organisasi HAMAS. Dukungan-dukungan dan simpatisan-simpatisan terhadap HAMAS diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Hal tesebut secara umum diketahui bahwa organisasi tesebut didirikan atas fungsi yang demikian panjang, dengan seksi-seksi sebagai militer, keagamaan, informasi, aktivitas keamanan, tetapi belakangan, sejumlah orang ditempatkan pada seksi-seksi yang tidak dikenal oleh publik. Komando dan kontrol yang baru ditetapkan beberapa tahun akhirnya seringkali berubah disebabkan hilangnya beberapa personal akibat mata-mata dan tindakan Israel. HAMAS tetap mempertahankan statusnya sebagai organisasi keagamaan dan organisasi non-profit. Keterlibatannya dalam bidang pendidikan dan akitivitas sosialmembuat HAMAS memenuhi syarat dalam menerima sumbangan zakat dari masyarakat Islam berdasarkan hukum Islam. pemerintahan Yordan mengizinkan HAMAS mendirikan kantor di Amman dan beroperasi sebagai sebuah organisasi politik luar negeri.
HAMAS dianggap sebagai organisasi yang sangat efisien dalam menjalankan roda organisasi dibandingkan dengan PLO, termasuk keanekaragaman aktivitasnya. Saham HAMAS dari sumbangan-sumbangan keagamaan meningkat dibandingkan PLO. Berdasarkan beberapa sumber, sejumlah uang datang dari orang-orang muslim yang saleh di negara Saudi Arabia dan negara-negara Teluk yang ada kontribusinya terhadap PLO sebelum konflik dengan Irak selama perang Teluk.
Mungkin yang lebih penting dari masalah kontemporer HAMAS adalah sejumlah dukungan yang signifikan. Seorang pengamat mencoba untuk mengidentifikasi tingkat dukungan masyarakat dari hasil pemilu memperebutkan kursi pada lembaga-lembaga organisasi seperti insinyur, dokter, pengacara, UN agency, dewan komersial di Hebron dan Ramalah. Selama tahun 1990-1992, kandidat HAMAS memenangkan lebih dari 30% kursi di pemilihan tersebut berdasarkan perkiraan poling yang diadakan oleh media Arab dan pengamat independen.
HAMAS masih memperlihatkan suatu kekuatan pada pemilu tersebut. Laporan Reuter pada bulan Mei 1993 mengatakan bahwa HAMAS memenangkan 10 kursi dibandingkan dengan 16 kursi yang diperoleh PLO pada pemilu yang diikuti oleh 5.000 orang dari kelompok profesional. HAMAS biasanya memiliki dukungan dari Ikhwanul Muslimin pada pemilihan tersebut. Pihak Israel yang mengikuti pemilu tersebut percaya bahwa HAMAS juga menjadi kawan aliansi dengan kelompok Islam lain yang tidak pernah mendukungnya.
Orang Palestina di Tepi Barat kelihatannya lebih menyukai PLO ketimbang HAMAS, tetapi popularitas di tengah-tengah 750.000 penduduk Palestina yang bermukim di Gaza telah berkembang selama lima tahun terakhir sedemikian rupa sehingga menjadikan HAMAS sebagai saingan terkuat PLO dalam mendulang dukungan masa. Bahklan dalam waktu-waktu tertentu perkelahian dengan menggunakan senjata api terjadi antara pengikut dua fraksi ini di wilayah tersebut. Para pengamat yakin bahwa seandainya HAMAS menggantikan PLO sebagai juru bicara Palestina di wilayah-wilayah tersebut, maka ini berarti berakhirnya pembicaraan damai dengan Israel dan selanjutnya akan menimbulkan peperangan HAMAS dan Fatah.
HAMAS banyak menggantungkan reputasinya kepada nasib pembicaraan damai. Kelihatannya setiap ada tanda-tanda kegagalan di dalam pembicaraan damai tersebut akan meningkatkan posisi HAMAS. Koran-koran Arab melaporkan bahwa HAMAS bersedia merubah karakternya untuk lebih moderat dalam menyikapi pembicaraan damai dan isu-isu yang ada kaitannya dengan perdamaian dan juga terhadap PLO. Laporan-laporan seperti itu barangkali masih terlalu dini karena adanya berita-berita yang secara terus menerus tentang kekerasan HAMAS dan berita-berita bahwa HAMAS mengancam delegasi Palestina untuk melakukanm pembicaraan damai. HAMAS berpandangan bahwa wakil-wakil tersebut tidak memeliki hak untuk berbicara atas nama masyartakat Palestina.
Pada tahun 2006 HAMAS menang dengan suara mayoritas pada lembaga legislatif di Palestina. Hal ini cukup mengejutkan para pengamat asing. Hingga saat ini HAMAS masih belum menentukan sikap bagaimana melakukan deal-deal politik dengan negara Israel. Hal ini pulalah yang menyebabkan ketidakpastian antara Palestina dan Israel.). Popularitas yang diperoleh HAMAS tersebut bukan diperoleh secara tiba-tiba, melainkan dilakukan melalui perencanaan organisasi yang rapi, sejak HAMAS.
Penutup
Kesimpulan
HAMAS adalah sebuah sebutan umum bagi salah satu organisasi keagaman non-profit masyarakat Islam Palestina yang bergerak di bidang sosial politik dalam menentang pendudukan Israel atas Palestiana. Istilah HAMAS berasal dari kata Arab "zeal" (penuh semangat),"courage" (keteguhan hati), "bravery"(penuh keberanian). HAMAS Singkatan dari Harakat al Muqawima al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam) atau dalam istilah Iggrisnya disebut dengan Islamic Rasistance Movement. Organisasi ini berdiri sebagai sayap militer dari organisasi kaum revivalis Ikhwanul Muslimin di Gaza tahun 1987. Piagam HAMAS sangat jelas memperlihatkan sebagai organisasi yang sangat anti Yahudi dan tidak ada kompromi di dalam tujuannya untuk mengusir Israel dari Palestina.
Visi politik HAMAS yakni ingin mendirikan sebuah negara Islam di seluruh penjuru Palestina. Untuk mewujudkan tujuan ini, HAMAS menetapkan suatu Ideologi politik yaitu; memandang jihad sebagai satu-satunya cara yang dapat melepaskan diri dari cengkeraman Israel. Jihad juga dipandang sebagai kewajiban individual (fardu’ain) bagi setiap muslim. Oleh sebab itulah HAMAS menolak tawaran politik dalam bentuk apapun, karena dipandang dapat menyebabkan hilangnya sebagian wilayah Palestina. Wilayah Palestina merupakan wakaf, yang tidak bisa diwariskan kepada siapapun, apalagi kepada non-muslim. HAMAS juga mengingkari eksistensi negara Israel. Ideologi politik ini digelorakan melalui devisi khusus yang disebut dakwah, yang dilakukan di masjid-masjid melalui leaflet
Aktivitas HAMAS meliputi bidang sosial dan politik. Bidang sosial antara lain meliputi santunan kepada fakir miskin, pembangunan pendidikan, kesehatan, peningkatan kesejahteraan, dan menanggulangi pengangguran bagi seluruh rakyat Palestina. Aktivitas politik meliputi kegiatan intifadhah, dan aktivitas militer. Intifadhah adalah aksi perlawanan rakyat Palestina yang dilakukan dengan menggunakan batu melawan militer Israel. Aktivitas militer dilakukan melalui aparatus militer seperti Al Majahadoun Al-Palestinoun, dengan target militer Israel. Selain itu ada juga seksi keamanan seperti Jehaz Aman semacam badan inteligen yang berfungsi sebagai badan pengumpul informasi terhadap orang-orang Palestina yang melakukan kalaborasi dengan Israel, dan terakhir adalah Brigade Al-Kasam, semacam aparatus militer yang befungsi khusus untuk tugas-tugas terorisme, seperti bom bunuh diri, dan lain-lain.
Aktivitas HAMAS yang menggabungkan antara proyek sosial dan politik sekaligus ini menjadikannya begitu populer dibandingkan dengan faksi Fatah yang ada di PLO. Kepopuleran HAMAS ini paling tidak disebabkan oleh tiga hal. Pertama, komitmennya kepada proyek-proyek sosial. Kedua, Komitmennya kepada keislaman, yakni menjadikan Islam sebagai sumber nilai bagi rakyat Palestina. Komitmen keislaman ini berbeda dengan pesaingnya Fatah di PLO yang menganut ideologi sekuler. Ketiga, kejenuhan rakyat Palestina terhadap proses damai yang tidak kunjung selesai. Jalan damai yang gagal yang selama ini dilakukan faksi Fatah-PLO menyebabkan simpati rakyat Palestina beralih, dari Fatah-PLO kepada HAMAS. Faktor-faktor inilah yang diperkirakan mengangkat popularitas HAMAS, yang klimaksnya tampak pada dukungan rakyat Palestina dalam Pemilu beberapa waktu yang lalu di mana HAMAS menjadi pemenangnya, sekaligus menjadikannya sebagai kelompok penguasa, menggantikan Fatah.
Saran-Saran
Bagi kekuatan-kekuatan politik umat Islam Indonesia, penelitian tentang HAMAS ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan dalam memperjuangkan aspirasi Islam dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi pemerintah, penelitian tentang HAMAS ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menjalin kerjasama hubungan bilateral dengan negara Israel dan Amerika.
Penulis adalah dosen fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara dan alumni S3 IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta..
Pustaka Acuan
A History of Hamas Movement, htt://www. mideastweb.org /strategy. html.
Abu ‘Ala Maududi, The Process of Islamic Revolution, (Lahore: 1995), hlm. 25-26.
Adrianus Khatib, "Kaum Padri dan Pembaharuan Pemikiran Keagamaan di Minangkabau", disertasi Doktor, IAIN Jakarta, 1992.
Aljazeera.Com., 26-01-2006, "Who are HAMAS", Aljazeera Magazine Online Edition, Copyright 2005.
AW. Kayyali, Palestine A Modern History, (London: Third World Centre, t.th.
Azyumardi Azra, "The Surau and the Early Reform Movements in Mnangkabau", Mizan, 3, II: (1990).
______________, "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Networks of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries", PhD diss, Columbia University: 1992.
______________, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post-Modernisme, (Jakarta: Paramadina, 1996).
Bassam Tibi, The Crisis of Modern Islam: A Preindustrian Culture In The Scienctific-Technological Age, (Salt Lake City: The University of Utah Press, 1988).
Bruce Lawrence, "From Islamic Revivalism to Islamic Fundamentalism" Current in Modern Thought, Pebruar 1991.
Charles Kurzman (Ed.) dalam bukunya yang berjudul, Wacana Islam Liberal Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-Isu Global, (Jakarta: Paramadina:2001).
Daniel Pipes, In the Path of God: Islam and Political Power, (New York: Basic Books, 1993).
Darouza, Mengungkap Tentang Yahudi, terj. Hamali, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1992).
David Commins "Hasan Al-Banna (1906-1949)" dalam Ali Rahmena (Editor), Para Peintis Zaman baru Islam,(Bandung: Mizan, 1998).
David, F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, terj. Pdt. M. Th Mawene, MTh, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000).
Dilp Hiro, Islam Fundamentalism, (london Glasglow: Paladin Grafton Books, 1988).
Don Peretz & Gideon Doron, The Government and Politics of Israel,(Colorado: Westview Press, 1997).
Ellen Hirsch, Facts About Israel, Israel Information Centre, 1996.
Fazlur Rahman, Islam and Modernity: An Intelectual Transformation, (Chicago: Chicago University Press, 1985).
______________, Islam, (Chicago: The University of Chicago Press, 1982)
G.H. Jansen, Militant Islam, (London: Pan Books Ltd., 1979).
Gideon Shimoni, The Zionish Ideology, (London: Brandeis University Press, 1995).
Harun Yahya, Palestina, Intifadhah dan Muslihat Israel, (Bandung: Dzikra, 2005, jilid. 2).
Henry Cattan, "The Status of Yerusalem Under International Law and United Nations Resolutions", Jurnal of Palestine Studies, Vol.x/no.3, Spring, 1981.
Hrair Dekmejian, Islam in Revolution: Fundamentalism in the Arab World, (Syracus: Syracus University Press, 1995.
IDF Spokesman, HAMAS–The Islamic Resistance Movement, 1993, Information Division, Israel Foreign – Jerusalem, Mail all Queries to ask@israel-info.gov.il URL: http://www.israel-mfa.gov.il gopher://israel-info.gov.il
IDF Spokesman, January 1993, Information Division, Israel Foreign Ministry – Jerusalem Mail all Queries to ask @israel-info.gov.il URL: http://www.israel-mfa.gov.il gopher://israel-info.gov.il.
Irfan Zidny, Masjidil Aqsha, (Jakarta: PenerbitAntar Kota, 1986.
Israel Defense Forces – The Official Website, 2006.
J.L. Esposito, The Islamic Threat; Myth or Reality?, (New York: 1992).
J.S Trimingham, Islam in the Sudan, (New York: 1965); J.O. Voll, "The Sudanese Mahdi: Frontier Fundamentalist", Ijmes, 10 (1979), 145-146.
Leonard Binder , Religion and Politics in Pakistan, (Berkeley and Los Angeles: The University of California Press, 1961).
Lucette Valenci, The Birth of the Despot Venice and the Sublime Porte, diterjemahkan oleh Arthur Denner (Ithaca New York: Cornell University Press, 1993).
Masykur Hakim, Zionisme Bin Yahudi, (Jakarta: SDM Bina Utama, 2005).
Maududi, Islamic Law and Its Introduction in Pakistan, (Lahore: 1952); Sayyed Vali Reza Nasr, The Vanguard of the Islamic Revolution: The Jama’at-I-Islami of Pakistan, (London: 1994).
Maxime Rodinson, Erupe and the Mystique, diterjemahkan oleh Roger Veinus (Seatle Near Eastern Studies University of Washington, 1987).
Muhammad Husein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Tintamas Indonesia, 1984).
Muhammad Sayyid al-Wakkil, Wajah Dunia Islam dari Dinasti bani Umayyah hingga Imperialisme Modern, terj. Fahli Bahri Lc, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998)
Musa Keilani, "Needed: A New Definition of Fundamentalisme", The Jordan Times, Amman, 5 September 1984).
Nurcholish Madjid, "Beberapa Renungan Tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia Untuk Generasi Mendatang", makalah diskusi budaya di taman Ismail marzuki, Jakarta, 21 Oktober 1992.
Paul Findley, Deliberate Deceptions Facing the Facts about the US-Israeli Relationship, (New York: Lawraence Hill Books, 1993).
Pike, "HAMAS", http://www.fas.org/irp/world/para/ hamas.htm created by john Pike Maintained by Steven Aftergood Updated May 3, 2004.
Ralph Schoenman, Mimpi Buruk Kemanusiaan—Sisi-Sisi Gelap Zionisme, terj. Masyhur Abadi, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1998).
Riza Sihbudi "Politik Israel", Kata Pengantar dalam Adian Husaini, Mau Menang Sendiri: Israel yang Teroris yang Pragmatis, (Jakarta: Pustaka Progresif, 2002).
Roger Garaudy, Israel dan Praktik-Praktik Zionisme, terj. A. Nashir Budiman dan Putut Wijanarko, (Bandung: Pustaka, 1988.
Sayyid Qutub, Zhilal al-Qur’an, 6 jilid, (Beirut & Kairo: 1981).
Smith Alhadar, Palestina dalam Pandangan Imam Khomeini, (Jakarta: Madani Grafika, 2004).
Solomon Grayzel, A History of The Jews, (New York: Meridian 1984.
Stephen R. Humpreys, "artikel dalam Michael Curtis" (Ed.), Religion and Politics in Middle East, (Boulder: Westview, 1981).
The Charter of Allah: The Platform Islamic Resistance Movement (HAMAS), htt://www.fas.org/irp/world/para/docs/880818.htm,25.02/ 06.
The HAMAS Background, Information Division, Israel Foreign Ministry – Jerusalem Mail all Queries to ask@israel-info.gov.il. URL: http://www.israel-mfa.gov.il. Gopher://israel-info.gov.il.
Tore Kjeilen, Encyclopaedia of Orient, Atlas of the Orient, Babel: arabic,
W. Lacquer, A. History of Zionism, (New York: 1972).
Yusril Ihza Mahendara, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam, (Jakarta: Paramadina, 1999).
Yusuf Qardhawi, Al Quds Masalah Kita Bersama, terj. Tim Samahta-Sanggar Terjemah dan Pustaka ICMI Orsat Kairo, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1999).
Sumber :www.litagama.org
No comments:
Post a Comment