Saturday, May 10, 2008

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI MAN 1 MEDAN

Tien Rafida

The aim of this study is to explore the management of quality academic improvement in MAN. I Medan, especially in understanding the circumstance of learning: from planning, organizing, actuating and controlling to improve the quality of madrasah. This research employed a qualitative approach by which the data were collected on the basis of natural setting. To gain rich information on the issue being studied, the researcher utilized various techniques of data collection, including: observation, in-depth interview and document study. Finally, this research avails Miles and Huberman's (1992) model for the data analysis. In this simple model data were reduced, displayed and concluded.

The reseacher found four major trends in the management of academic quality improvement, namely : (1) the planning of quality academic improvement id implemented through instructional planning yearly, quarterly, and subject planning by headmaster, and teachers, (2) the organizing of quality academic improvement from staffing the teachers in teaching activities that suitable with their competencies, (3) the actuating for quality academic improvement is implemented through giving the incentive for the teachers, (4) the controlling of quality academic improvement is implemented through controlling the finance, facilities, and suprvising the instructional process by headmaster and supervisor.

Term kunci: Manajemen Peningkatan mutu, program pengajaran, standar mutu pengajaran.

Pendahuluan

Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang memiliki peran strategis dalam pembinaan kepribadian anak. Di dalam sekolah terjadi proses transformasi kebudayaan kepada anak. Tentu saja, transformasi kebudayaan tersebut berlangsung melalui pembelajaran sesuai kurikulum yang berisikan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Scotter, dkk, menjelaskan fungsi pendidikan adalah sebagai institusi sosial yang menjamin kelangsungan hidup generasi muda suatu bangsa. Baik pendidikan di sekolah, keluarga maupun di masyarakat (non formal) pada intinya untuk mengalihkan, dan mengembangkan kebudayaan agar kehidupan masyarakat survive sesuai dengan cita-cita bangsanya.1

Untuk menjamin kelangsungan transformasi kebudayaan bangsa Indonesia maka dilakukan pengaturan sistem pendidikan nasional sebagaimana undang-undang nomor 20/2003 tentang SISDIKNAS. Keberadaan madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam, dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.

Kelancaran pelaksanaan pendidikan di madrasah sangat tergantung pada berfungsi tidaknya manajemen madrasah. Kegiatan manajemen menjadi tanggung jawab utama kepala madrasah, di samping kepemimpinan kepala untuk mencapai sekolah yang berkualitas.

Tampaknya dewasa ini, banyak pimpinan sekolah yang kurang mampu mengarahkan perubahan di sekolahnya sesuai tuntutan masyarakat. Padahal berbagai perubahan perlu direspon setiap sekolah dengan berdasarkan pada perubahan kebijakan bidang pendidikan, baik kurikulum, pembinaan keprofesionalan guru, personil pegawai, sarana dan prasarana, pembinaan siswa. Bagaimanapun, kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan, serta faktor luar perkembangan ekonomi, ilmu dan teknologi harus benar-benar direspon madrasah.

Kepala sekolah sebagai manajer dituntut menunjukkan keterampilan mengelola sekolah agar semua programnya dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Kepala sekolah yang visioner dan kredibel sangat diperlukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara memuaskan para pihak terkait (Stakeholders).

Earnshar berpendapat bahwa dalam bidang pendidikan agar tercapai kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang maka diperlukan pengembangan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar yang telah diteliti. Tentu di dalamnya rencana pemasaran lulusan, kejelasan spesifikasi lulusan harus dibangun dari rencana sumber daya yang ada. Hal ini terkait dengan apa sebenarnya pelanggan dan apa produk dalam manajemen mutu terpadu.2

Kebanyakan sekolah telah mengembangkan berbagai program unggulan dalam menyahuti tuntutan kualitas yang diharapkan para orang tua dan masyarakat dari setiap sekolah. Karena para kepala sekolah sebagai manajer harus memahami strategi perubahan sekolah dalam memperjuangkan pencapaian keunggulan mutu sebagai tujuan sekolah. Adanya program peningkatan mutu, melibatkan semua pihak terkait, membagi tugas dan tanggung jawab dan standar mutu yang akan dicapai merupakan ciri utama manajemen yang dijalankan oleh kepala sekolah untuk mencapai keungulan mutu lulusan. Dengan manajemen peningkatan mutu yang efektif, maka kualitas unggul lulusan madrasah akan tercapai. Dalam konteks ini, diperlukan strategi manajemen yang .memungkinkan program pengajaran berjalan dengan baik, sehingga berbasis pada kompetensi dari bermuara kepada kualitas pelayanan dan kualitas lulusan madrasah.

Bagaimanapun, persoalan pengembangan pengajaran merupakan Inti dari fungsi madrasah, sehingga fungsi manajemen peningkatan mutu merupakan hal krusial dalam meningkatkan kualitas pengajaran yang bermuara pada kualitas lulusan pada Madrasah Aliyah negeri l Medan.

Berkenaan dengan hal di atas perlu dipertanyakan bagaimanakah manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan ? Persoalan peningkatan mutu pengajaran tersebut mencakup; bagaimanakah perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan program peningkatan mutu pengajaran dl MAN 1 Medan ?. Dengan begitu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran dalam rangka penmgkatan mutu lulusan MAN 1 Medan.

Kajian ini diharapkan bermanfaat bagi kepala madrasah, para guru MAN 1 Medan sebagai masukan dalam mengevalausi pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran sehingga dapat diperbaiki berbagai kelemahan yang ada untuk kemajuan di masa depan. Selain itu, kajian ini bermanfaat bagi pengembangan teoriteori ilmu manajemen sekolah khususnya dalam manajemen peningkatan mutu pengaj aran.

Kajian Teoretis

Hakikat Manajemen Peningkatan Mutu Pengajaran

Mengacu kepada Depdiknas, bahwa : dalam manajemen peningkatan mutu terkandung upaya : (a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik karikulam maupun administrasi, (b) melibatkan proses tindakan untuk menindak lanjutkan diagnosis, (c) memasukkan partisipasi semua pihak : kepala sekolah, guruguru, staf administrasi, siswa dan orang tua siswa serta para pakar pendidikan.3

Sekolah harus menyusun program peningkatan mutu yang mencakup sasaran tujuan dan target harus dirumuskan secara tertulis dan jelas mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat di dalam sekolah.

Berkaitan dengan manajemen peningkatan mutu Syafaruddin, menyatakan bahwa: ada lima elemen dari manajemen mutu terpadu : (l) strategi yang terfokus pada pelanggan, (2) kepercayaan terhadap orang-orang baik internal maupun eksternal yang merupakan sumber daya yang sangat penting, (3) aktivitas yang menuju perbaikan terus menerus merupakan darma yang diharapkan, (4) pengembangan dan pelaksanaan suatu sistem berdasarkan proyek dan pengawasan dengan menggunakan alat dan teknik mutu, (5) jaminan mutu yang terus berjalan berdasarkan penilaian kerja, (6) bersikap positif terhadap kegagalan, (7) penilaian yang berbeda terhadap segala sasaran dalam pencarian atau mencapai kepuasan pelanggan".4

Disimpulkan bahwa manajemen mutu pendidikan di sekolah adalah manajemen yang berfokus kepada keperluan pelajar, dengan melibatkan semua komponen sekolah, membagi tugas-tugas dalarn menjalankan program peningkatan mutu dengan akuntabilitas tinggi.

Dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan, maka manajemen peningkatan mutu sekolah harus mendapat perhatian semua sekolah bersama pihak terkait. Karakteristik sekolah unggul yang akan dicapai menurut Edmonds dalam Beare dkk yaitu : 1) Guru-guru memiliki kepemimpinan yang kuat. Kepala sekolah memberiakn perhatian yang tinggi terhadap perbaikan mutu pengajaran, 2) guru-guru memiliki kondisi penghargaan yang tinggi untuk mendukung pencapaian prestasi murid, 3) Atmosfir sekolah yang tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan kondusif dalam seluruh proses pengajaran atau suatu tatanan iklim yang nyaman, 4) Sekolah memiliki pengertian yang luas tentang fokus pengajaran dan mengusahakan efektivitas sekolah dengan energi dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah secara maksimal, 5) Sekolah manajemen efektif menjamin kemajuan prestasi belajar berhubung dengan tujuan pengajaran.5

Sekolah yang unggul adalah sekolah yang efektif dan efisien dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, keunggulan secara kompetitif dan komparatif Keunggulan kompetitif dimiliki antar lulusan sejenis dalam jurusan yang sama, sedangkan komparatif antar lulusan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Syafaruddin menjelaskan sebagai berikut :

Pendidikan perlu mendapat pengaturan dan standarisasi untuk memenangkan kompetisi dan peningkatan mutu terus menerus. Oleh karenaa itu manajernen sekolah harus mengembangkan kreativitas, inovasi dan modernisasi bagi fokus pelanggan pendidikan, maka yang harus diperhatikan para manajer, kepala sekolah, guru-guru, dan supervisor pendidikan adalah perbaikan mutu sebagai kunci sukses pendidikan di masa depan".6

Dalam mencapai lulusan pendidikan bermutu sebagai wacana mencapai SDM yang kita harapkan bersumber pada sekolah berrnutu (efektif) menurut pendapat Syafaruddin, harus memenuhi langkah-langkah sebagai berikut :(1) Perbaikan manajemen pendidikan sekolah, (2) persediaan tenaga pendidikan yang profesional, (3) Perubahan budaya sekolah (visi dan misi, tujuan dan nilai), (4) Peningkatan pembiayaan pendidikan, (5) Pengoptimalan dukungan masyarakat terhadap pendidikan. 7

Kepemimpinan untuk Meraih Mutu sekolah

Manz dan Sims, Jr,8 disimpulkan bahwa kepernimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Dengan kata lain, dalam proses kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, pengikut (anggota) dan situasi.

Pemimpin dalam organisasi juga sebagai manajer yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen sejak dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling) dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Menurut Nanus dan Dobbs,9 disimpulkan bahwa orang yang diakui memiliki kepercayaan dari anggotanya dan memiliki pengetahuan, keterampilan serta kemampuan dalam mempengaruhi orang lain sehingga dipilih atau disepakati untuk diangkat sebagai pemimpin.

Mengacu kepada Pedoman dari Depdiknas,10 tugas kepala sekolah adalah sebagai agen utama perubahan yang mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut.

Manajemen Pengajaran Lembaga pendidikan Islam

Manajemen kurikulum adalah suatu proses mengarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sebagai tolok ukur pencapaian tujuan pengajaran oleh pelajar.11

Manajemen pengajaran/kurikulum di lembaga pendidikan, mencakup; bidang perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi/pengawasan.

Perencanaan

1) Menjabarkan Garis-Garis Besar program pengajaran (GBPP/silabi) menjadi analisis mata pelajaran (AMP).

2) Menyusun program tahunan (Prota). Di sini perlu dibandingkan jumlah jam efektif dengan alokasi waktu tatap muka dalam format AMP.

3) Menyusun program semester/catur wulan.

4) Program Satuan Pelajaran (PSP).

5) Rencana Pelajaran (RP)

Pengorganisasian dan Koordinasi

6) Pembagian tugas mengajar dan tugas lain secara merata sesuai keahlian dan minat guru.

7) Penyusunan jadual pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 5 hari dalam satu minggu, sehingga ada waktu pertemuan untuk MGMP atau istirahat.

8) Penyusunan jadual kegiatan perbaikan dan pengayaan bagi siswa yang belum tuntan penugasan terhadap bahan ajar.

9) Penyusunan jadual ekstra kurikuler.

10) Penyusunan jadual penyegaran guru.

Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan kurikulum atau proses belajar mengajar, tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi dengan tujuan untuk membantu guru merencanakan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Tahap Pengendalian!pengawasan

Kegiatan evaluasi pengajaran, yaitu:

11) Kepala sekolah, madrasah dan pesantren perlu mengingatkan guru bahwa evaluasi memiliki tujuan ganda, yaitu; untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran dan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar.

12) Hasil evaluasi harus benar-benar dimanfaatkan guru untuk perbaikan pengajaran. Untuk itu, kepala sekolah harus selalu mengingatkan guru, jika siswa belum menguasai bahan ajar yang esesnsial, maka perlu dilakukan perbaikan.

Mengupayakan Efektivitas Pengajaran

Manajemen pengajaran merupakan bagian dari bidang manajemen sekolah. Sue dan Glover,12 menjelaskan bahwa manajemen pembelajaran adalah proses menolong murid untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan pemahaman terhadap dunia di sekitar mereka. Konsekuensinya adalah, menajemen pembelajaran menciptakan peluang bagaimana murid belajar dan apa yang dipelajari oleh murid.

Perencanaan pengajaran yang baik adalah rencana yang dibuat guru untuk pembelajaran, mereka membuat keputusan berkaitan dengan apa isi pelajaran atau cakupannya, berapa lama waktu yang digunakan dalam pengajaran satu pokok bahasan, penilaian apa yang akan digunakan dan bagaimana pengajaran tersebut akan dinilai.13

Jadi manajemen pembelajaran menjadi tanggung jawab guru sebagai manajer adalah berkenaan dengan pemahaman, peningkatan dan pelaksanaan dari pengelolaan program pengajaran yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Menurut Beach dan Reinhartz,14 ilmu mengajar akan tampak dalam strategi mengajar, manajemen dan prosedur penilaian, keterampilan komunikasi, rencana pelajaran dan pengetahuan tentang teori dan model pengajaran dan pembelajaran. Semua elemen tersebut secara bersama berfungsi dalam menjadikan guru efektif.

Paling tidak dari hasil penelitian ada 10 fokus pembelajaran efektif, yaitu : 1) para guru meninjau ulang fokus dan hasil pelajaran/pokok bahasan setiap hari, 2) guru rnenyusun tujuan dan sasaran pembelajaran, 3) para guru memberikan masukan dan model bagi para pelajar sesuai yang diharapkan para pelajar , 4) mereka mengajarkan berbagai informasi secara pengorganaisasian berurutan, 5)guru memeriksa terhadap pemahaman pelajar dan menanyakan masalah, 6) mereka memberikan bimbingan dan pengalaman yang bebas, 7) mereka memberikan umpan balik terhadap pelajar, 8) mereka memelihara minat pelajar dalam aktivitas pembelajaran, 9) mereka mengindentifikasi harapan-harapan dalam perilakunya dan menggunakan teknik manajemen kelas, dan (10) mereka menggunakan pengajaran bervariasi.

Metodologi Penelitian

Kerangka dasar penelitian ini adalah mengungkapkan situasi sosial untuk menemukan makna perilaku kepala madrasah, para guru, pegawai dan majelis madrasah dalam melaksanakan manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi/uraian berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku para aktor yang dapat diamati dalam suatu situasi sosial.15 Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami makna perilaku para guru dan siswa dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan.

Sampel pada penelitian kualitatif ialah sampel bertujuan (purfosive sample) yang dimaksudkan menjaring informasi dan data dari berbagai macam sumber dan bentuknya sehingga dapat dirinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik.

Situasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini ialah proses pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan, mencakup konteks yang luas, melibatkan pelaku yang banyak, waktu yang berbeda, tempat yang berbeda, dan proses yang bervariasi. Penentuan sumber infonnasi dalam penelitian ini berpegang pada empat parameter yaitu : konteks (suasana, keadaan, atau latar), perilaku, peristiwa dan proses.

Karakteristik utama pemilihan narasumber adalah berkembang dan berkelanjutan, senatiasa disesuaikan dan diarahkan untuk mencapai kejenuhan (redudence) data. Dengan kata lain, pencapaian data akan dihentikan manakala tidak ada lagi variasi data yang muncul ke permukaan ketika peneliti melakukan pengumpulan dan analaisis data.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam (in depth interview) dan pengkajian dokumen dalam aktivitas manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan.

Berpedoman kepada Miles dan Huberman,16 (1992: 12) analisis data akhir dilakukan dengan langkah berikut :

Reduksi Data

Reduksi data sebagai suatu proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah/kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan berkaitan dengan manajemen peningkatan mutu pengajaran dalam bidang perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi, bidang pengajaran di MAN 1 Medan.

Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.

Kesimpulan

Data penelitian pada pokoknya berupa kata-kata, tulisan dan tingkah laku sosial para aktor yang terkait dengan aktivitas manajemen peningkatan mutu pengajaran.

Peneliti mengacu kepada penggunaan standar keabsahan data yang disarankan oleh Lincoln & Guba,17 Krebilitas (credibility) ; keterikatan yang lama peneliti dengan yang diteliti ketekunan pengamatan terhadap aktivitas manajemen peningkatan mutu pengajaran, melakukan triangulasi (triangulation), mendiskusikan dengan teman sejawat, analisis kasus negatif; Dapat Ditransfer (transferability); Dapat dipercaya atau dapat dipegang kebenarannya (dependability); Dapat dikonfirmasikan (confirmability ).

Temuan dan Pembahasan

Temuan

Madrasah Aliyah Negeri l (selanjutnya disebut dengan MAN 1) beralamat di jalan Pancing No.8 Medan. Proses berdirinya MAN 1 dimulai dari didirikannya Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SP IAIN) tanggal l Pebruari 1968. sampai berdirinya IAIN Sumatera Utara berdasarkan SK.No.97 tahun 1973, maka SP IAIN ArRaniry berubah menjadi SP IAlN Sumatera Utara yang dipimpin oleh Drs. H. Mukhtar Ghaffar Selanjutnya tanggal 1 April 1979 Menteri Agama mengubah SP IAIN Sumatera Utara menjadi Madrasah Aliyah Negeri yang saat itu gedungnya tetap di jalan Sutomo Ujung, dengan kepala MAN Medan. Barulah pada tahun 1980 dengan dana DIP Depag dibangun gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Medan di jalan Pancing Medan. Secara bergantian pimpinan MAN 1 Medan setelah Drs.H.Mukhtar Ghaffar digantikan oleh Drs.H.Nurdin Nasution sejak tahun 1984. Kemudian kepala MAN digantikan Drs.Musa HD sejak tahun 1987-1993, dan Drs.Suangkupon Siregar sejak 1993-1996, kemudian Drs.Miskun AR sejak tahun 1996-2000, dan sekarang dimpin oleh Dra.Fatimah Ibrahim.

Guru MAN 1 Medan kebanyakan telah memiliki golongan (VI/a) yaitu berjumlah 13 orang, dan golongan III/c 12 orang. Di samping guru mata pelajaran, ada lima orang guru yang ditetapkan sebagai guru Bimbingan Penyuluhan.

Di samping itu, MAN 1 Medan memiliki 19 pegawai administrasi yang terdiri dari 16 pegawai tetap atau PNS, dan 3 orang pegawai tidak tetap. Dari 16 PNS tersebut 10 orang golongan dua, dan 6 orang golongan tiga.

Pada tahun pelajaran 2004/2005 siswa MAN 1 757 orang yang paling banyak adalah kelas 11 mencapai 299 orang siswa, sedangkan yang sedikit adalah siswa kelas III yaitu berjumlah 193 orang. Dengan jumlah siswa yang demikian, mereka dibagi menjadi 18 kelas, dengan masing-masing kelas I menjadi 6 kelas, kelas II dibagi 7 kelas, dan kelas III menjadi 5 kelas. Untuk kelas II ada empat kelas jurusan IPA, dua kelas jurusan IPS, dan satu kelas jurusan bahasa. Sedangkan kelas III ada tiga kelas jurusan IPA, satu kelas jurusan IPS, dan satu kelas jurusan bahasa.

Berbagai bangunan dan fasilitas MAN 1 Medan berada pada lahan dengan keliling 3719,5 m2 yang terdiri dari bangunan 102,4 m2 dan halaman 200 m2. Sarana dan prasarana serta fasilitas MAN 1 Medan tergolong sudah memadai, meskipun sebenarnya ruang belajar niasih kurang. Di samping itu, pembangunan musholla masih tahap penyelesaian dan ruang perpustakaan.

Temuan Khusus

Perencanaan Peningkatan Mutu Pengajaran

Adapun visi MAN 1 Medan, yaitu: "Membentuk tamatan Madrasah Aliyah yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu pengetahuan, terampil, dan profersional, sesuai dengan kebutuhan/tuntutan masyarakat dalam menghadapi era globalisasi.

Selanjutnya visi tersebut dijabarkan dalam bentuk Misi MAN 1 Medan, yaitu : 1) Mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, 2) Mampu mengamalkan ajaran Islam, 3) Terampil, mandiri, produktif sesuai dengan program studi yang dipelajari agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang sejahtera dalam rangka mengisi pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut pimpinan MAN 1 bersama semua personil melaksanakan delapan bidang garapan, yaitu : (1) organisasi dan manajemen, (2) kegiatan belajar mengajar, (3) tenaga kependidikan, (4) lingkungan sekolah, (5) fasilitas, (6) kesiswaan, dan tamatan, (7) hubungan kerjasarna dunia usaha/industri, (8) unit produksi.

Perhatian dalam peningkatan mutu sejalan dengan pelaksanaan manajemen peningkatan mutu di MAN 1 Medan sudah berjalan sesuai potensi dan kemampuan madrasah dalam mengusahan tercapainya standar mutu pelayanan dan mutu lulusan.

Rencana dan pelaksanaan program peningkatan mutu pengajaran bersifat terpadu dengan bidang lainnya di MAN 1 Medan dengan mengutamakan mutu pada pelayanan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yag bermakna untuk mengejak visi yang ditetapkan. Standard mutu lulusan MAN 1 Medan adalah lulus dengan prestasi terbaik di antara lulusan MAN/MAS serta diterima sebanyak mungkin di PTN terbaik di Sumatera dan Jawa.

Prestasi dalam lima tahun terakhir ini saya kira banyak sekali; antara lain; (1) adanya penghargaan UKS terbaik di Sumatera Utara (Dr.Zainab sebagai alumni dan pembina) termasuk prasarana UKS termasuk yang lengkap, (2) dari hasil UMPTN/SPMB yang lulus ke PT di pulau Sumatera dan luar Sumatera rata-rata 40 % s/d 50 % pertahunnya, hal ini selalu didata oleh alumni yang bekerja di bidang bimbingan test, kemudian mereka yang melaporkannya ke MAN 1, (3) prestasi guru yang selalu dituangkan ke dalam majalah pembina, (4) beberapa penghargaan terhadap kegiatan esktra kurikuler seperti; drumb band, nasyid, dll (5) adanya pemilihan guru teladan dan siswa teladan dikirim ke Jakarta, (6) prestasi anak tahun pelajaran lalu nilai akhirnya tertinggi di Sumatera Utara, dan berbagai macam beasiswa.

Pengorganisasian Sumberdaya dalam Peningkatan Mutu Pengajaran

Pengorganisasin guru dalam peningkatan mutu adalah membagi tugas mengajar setiap mata pelajaran sesuai keahliannya. Sedangkan untuk meningkatkan keahlian guru dilaksanakan melalui pelatihan, seminar, diskusi MGMP, dan KKG serta pendidikan lanjutan. Keterlibatan guru, majelis madrasah dan orang tua membuktikan pengorganisasian sumberdaya personil madasah berjalan dengan baik.

Penggerakan Personil dalam Peningkatan Mutu Pengajaran

Sedangkan penggerakan sumberdaya guru dan pegawai dalam peningkatan mutu pengajaran meliputi; pemberian insentif, menyempurnakan persiapan mengajar dan pelaksanaan mengajar.

Pengawasan Terhadap pelaksanaan Peningkatan Mutu pengajaran

Pengawasan untuk peningkatan mutu pengajaran dilakukan melalui supervisi kelas, meskipun sejak dari penyusunan program pengajaran oleh pimpinan bersama staf dan oleh guru sudah dibuat jaminan mutu dengan baik sesuai harapan yang akan dicapai.

Hambatan dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran meliputi : kualitas SDM yang kurang mendukung, disiplin masih kurang, dan pembiayaan yang belum memuaskan.

Kepala madrasah berusaha mengatasi hambatan yang dihadapi dalam bidang SDM, disiplin, dan pembiayaan dengan jalan melibatkan semua komponen (guru, pegawai dan majelis madrasah) melalui musyawarah dan cara terbaik secara bersama untuk memajukan madrasah ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa temuan khusus yang menggambarkan proses pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan. Pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pengajaran tersebut dalam rangka mencapai lulusan MAN 1 Medan yang berkualitas.

Perencanaan peningkatan mutu pengajaran berpedoman kepada perencanaan tahunan MAN 1 tahun 2003/2004 yang meliputi pengajaran yaitu : pengembangan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, penyusunan jadual pelajaran. Pengorganisasian peningkatan mutu pengajaran mencakup; penyusunan penugasan guru. Sedangkan penggerakan sumberdaya guru dan pegawai dalam peningkatan mutu pengajaran meliputi; pemberian insentif, menyempurnakan persiapan mengajar dan pelaksanaan mengajar. Pengawasan peningkatan mutu pengajaran meliputi; supervisi kelas dan melaksanakan evaluasi serta pemantapan etika profesi guru.

Di samping itu temuan menunjukkan bahwa ada standar mutu lulusan yang jelas yaitu; lulus dengan tertinggi di antara MAN/MAS di Sumatera Utara, lulus di PT Negeri terkenal di Sumatera dan pulau Jawa, sebagai satu ciri manajemen peningkatan mutu pengajaran. Berkaitan dengan hal di atas kriteria tersebut sejalah dengan pendapat Hoy, dkk bahwa, kualitas pendidikan memberikan hasil yang ditandai dari :

· Tingginya rasa kepuasan pengajaran, termasuk tingginya pengharapan murid,

· Tercapainya target kurikulum pengajaran,

· Pembinaan yang sangat baik terhadap spiritual, moral, sosial dan pengembangan budaya para pelajar,

· Tidak ada murid yang bermasalah dalam kejiwaan atau risiko emosional dari para murid atau orang dewasa,

· Tidak ada pertentangan antara hubungan murid dengan para staf/guru.18

Dilihat dari segi manajemen dan efisiensi sekolah dikemukakan Hoy, dkk bahwa kualitas sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut:

· Kepala sekolah yang efektif, atau pengawas,

· Kerpercayaan penuh kepada kepala sekolah oleh staf dan guru serta orang tua,

· Komitmen dan kepercayaan semua staf, administrator, dan para guru untuk hadir ke sekolah,

· Manajemen yang baik dan efisiensi penggunaan sumberdaya, mencakup keuangan yang didapat sekolah.

· Nilai yang baik dari uang yang diberikan kepada sekolah,19

Itu berarti MAN 1 telah mengarah kepada pengembangan sekolah unggul dengan menjalankan manajemen peningkatan mutu yang berbasis kepadaa partisipatoris dan hasil.

Dapat disimpulkan bahwa sekolah yang memiliki kualitas unggul ditandai dari bukti tingginya kepuasan terhadap hasil pengajaran, pelaksanaan kurikulum mencapai target, terpenuhinya pengembangan spiritual, moral, sosial dan pengembangan budaya, tidak ada yang gagal (tidak naik kelas, atau tidak lulus). Para guru memiliki pengharapan yang tinggi terhadap prestasi pelajar sehingga dapat mendorong pencapaian proses pengajaran efektif.

Perubahan sikap pada banyak pribadi guru dan pegawai sangat penting agar supaya dapat membawa keberhasilan pengembangan budaya mutu sebagai pretasi yang positif pula. Pada pokoknya para guru memang memiliki kebutuhan prestasi yang berbeda yang akan muncul dan semakin baik manakala ada dorongan dengan melibatkan guru-guru dan mencapai kualitas hasil pengajaran. Jadi yang penting dalam mendorong budaya mutu di kalangan guru adalah adanya keterlibatan dengan membagi tugas dan kerjasama yang baik di kalangan para guru sehingga pengawasan dapat dikurangi.

Proses peningkatan manajemen dapat dilaksanakan dalam level yang berbeda, namun penting disepakati pola perencanaan, alasan, kebijakan dan proses untuk mencapai perubahan tertentu sebagai langkah pertama reformasi sekolah. Apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan peningkatan mutu, haruslah ditentukan terlebih dulu searah dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran melalui sekolah. Setelah ditetapkan tujuan dan cara untuk mencapai prestasi yang tinggi dari penilaian hasil pembelajaran, maka haruslah dimulai dari titik sasaran memperkenalkan kebijakan untuk menjamin hasil dan pelaksanaan peningkatan mutu benar-benar ada jaminan untuk tercapai dalam pribadi lulusan MAN 1 Medan..

Langkah peningkatan mutu dalam proses pengajaran dimulai dengan memberikan bimbingan kepada guru baru dalam tahun pertama untuk bekerjasama dengan para guru berpengalaman sebagai pelatih oleh kepala sekolah atau kepala dinas pendidikan. Kinerja pengajaran seharusnya dijadikan mata pelajaran yang didiskusikan secara teratur dan ditinjau ulang. Dari banyak kesulitan yang dihadapi maka diajukan identifikasi untuk pemecahan masalahnya. Wakil kepala sekolah bidang pengajaran harus menyediakan laporan kualitas pengajaran kemampuan pengajaran bila guru-guru menginginkan perbaikan atau konfirmasi. Kebijakan standar pengajaran di sekolah harus dihasilkan oleh sekolah sebagai akhir dari pelaksanaannya.

Setelah periode memperkenalkan kinerja pengajaran dari anggota dan staf yang harus ditinjau ulang setidaknya pada setiap tiga tahun, maka dinas pendidikan bersama pimpinan sekolah perlu menyusun prosedur yang sesuai untuk meninjau ulang. Aktivitas penilaian ini harus mencakup pengajaran di kelas, seminar, material pengajaran yang dihasilkan, pengorganisasian mata pelajaran, inovasi isi mata pelajaran atau metode mengajar, dan kerja para tutor/penasehat. Hasilnya harus didisukuiskan dengan para guru yang peduli dan membuat masukan kepada Dinas pendidikan atau wakil kepala sekolah bidang pengajaran, untuk dapat digunakan secara bebas secara bersama sebagai umpan balik.

Hoy (2002) menjelaskan ada beberapa tahapan yang akan dilalui untuk memantapkan budaya mutu dalam menuju sekolah unggul, yaitu:

· Membangun komitmen menanamkan dalam diri personil sekolah untuk mencapai tujuan,

· Perencanaan, menggunakan keterampilan individu dan tim untuk dikembangkan mencapai tujuan,

· Tindakan, untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dalam menetapkan program berkelanjutan,

· Evaluasi, menilai kemajuan pencapaian tujuan, nilai yang diucapai dan kebutuhan masa depan .20

Hal yang penting dari pelaksanaan peningkatan mutu pengajaran menurut Hoy,dkk,21 adalah aktivitas yang diperlukan untuk perencanaan pengajaran mencakup hal-hal berikut :

· Perencanaan untuk menyampaikan silabus

· Melakukan perbaikan terhadap materi pelajaran,

· Penataan yang efektif bagi pelaksanaan kegiatan pengajaran dan kegiatan menulis.

· Efisiensi penataan dan tes untuk ujian.

· Memberikan pelatihan yang baik untuk dukungan dan kemampuan Mengakses pelajar.

Efektivitas kelas dan kemampuan personal dalam mengajar dapat dilihat dari persiapan yang baik dan struktur pertemuan dengan penyampaian materi pelajaran dicapai secara baik dan tidak meragukan kemampuan mereka menggunakan alat bantu pelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran.

Proses pengajaran yang baik beberapa elemen yang menjadi tantangan bagi para guru untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasinya. Hal itu dapat dilihat dari rencana mengajar, materi pelajaran yang disiapkan, metode dan alat bantu mengajar, sistem evaluasi dan iklim belajar di kelas yang mendukung bagi pembelajaran yang baik.

Simpulan

Perencanaan peningkatan mutu pengajaran merupakan bagian dari manajemen peningkatan mutu dl MAN 1 Medan yang dilaksanakan melalui proses pembuatan rencana tahunan, rencana semester, rencana pokok bahasan, dan rencana pelajaran, baik oleh pimpinan bersama dengan staf dan guru-guru. Hal itu dilaksanakan untuk memenuhi harapan orang tua dalam pembelajaran siswa yang berkualitas.

Pengorganisasian sumberdaya dalam peningkatan mutu pengajaran merupakan tindakan menempatkan guru dan pegawai sesuai keahliannya, dan memanfaatkan uang, alat dan fasilitas sesuai kegunaannya, serta mengembangkan kerjasama dan melibatkan pihak terkait untuk mendukung pencapaian kualitas pengajaran dan lulusan yang unggul.

Penggerakan guru dan pegawai dalam meningkatkan mutu pengajaran di MAN 1 Medan dilaksanakan melalui pemberian insentif di luar gaji pokok/tunjangan fungsional, memberikan hukuman kepada pelanggaran disiplin dan aturan, serta membagi tugas dan tanggung jawab sesuai kedudukannya dalam struktur madrasah dan tugas mengajar.

Pengawasan dalam peningkatan mutu pengajaran dilakukan melalui pengawasan pemanfaatan dana dan fasilitas, serta pengawasan proses pengajaran melalui supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas fungsional. Kegiatan pengawasan proses pengajaran dan administrasi dilakukan oleh kepala madrasah dan pengawasan pengajaran secara luas oleh pengawas untuk memberikan bantuan propesional.

Rekomendasi

Hendaknya kepala madrasah dapat memotivasi para guru agar memiliki semangat tinggi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya rnelalui pendidikan lanjutan strata dua (S.2) sesuai bidangnya sehingga profesionalisme dan kinerja guru semakin meningkat.

Hendaknya kepala sekolah mengajukan permintaan pegawai yang ahli mengoperasionalkan komputer agar staf administrasi di tatausaha dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien.

Para guru hendaknya dapat meningkatkan kinerjanya dalam menangani program pembelajaran tambahan terhadap siswa, sebagai bagian dari program strategis peningkatan mutu pengajaran di MAN 1 Medan.

Penulis: Tien Rafida, M.Hum. adalah dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara, menyelesaikan Program S2 di

Pustaka Acuan

Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Beach, D.M dan Judy, R.(2000). Supervisory Leadership: Focus on Instruction. Massacusetts: Allyn Bacon.

Beare, H,dkk(1989).Creating Excellent School.New York: Routlege.

Berg, Bruce, L.(2000). Qualitative Research Methods for The Social Science.Boston: Allyn and Bacon.

Bogdan, R. and Mien, S.K. (1982). Qualitative Research for Education. Boston: Allyn and Bacon.

Denzin, N.K. (1994). The Art and Politics of Interpretion. In, Denzin N.K. and Lincoln Y.S. (eds). (1994). Handbook Qualitative Research, (pp. 500-529). New Delhi: Sage Publications.

Dryden, Gordon dan Jeannette Vos.(2001). Revolusi Cara Belajar. Terjemahan Ahmad Baiquni. Bandung: Kaifa.

Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif. Malang: YA3.

Hesselbein, Frances. (1996) The Leader of The Future. San Francisco: Jossey Bass Publishers.

Hersey, P. and Blanchard, K.H,(1988). Management of Organizational Behavior. New Jersey: Englewood Cliffs.

Hoy, Dkk(2000). Improving Quality in Education. London: Falmers Press.

Huberman, A.M. & Miles, M.B (1994). Data Management and Analysis Methods. In Denzin N.K. and Lincoln Y.S. (eds). (1994). Handbook of Qualitative Research. New Delhi: Sage Publications.

__________. (1992). Analisis data Kuahta1if. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi, Jakarta: UI Press.

Jalal, Fasli dan Supriyadi, Dedi.(2001). Reformasi pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicipta.

Kouzes J.M dan Posner, B.Z.(1993). Credibility. San Francaisco: Jossey -Bass Publishers.

Law, S dan Glover, D.(2000). Educational Leadership and Learning. London: Open University Press.

Lewis, P.V.(1987).Organizational Communication. New York: John Willey & Sons,Inc.

Lincol, Y.S and Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. New Delhi: Sage Publication.

Manz, Charles.C dan Henry P.Sims,Jr.(2001).The New Super Leadership.San Francisco: Berret dan Koehler.

Moleong, L.J.( 1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morse, J.M. (1994). Designing Funded Qualitative Research. In, Denzin N.K. & Lincoln Y.S. (eds). (1994). Handbokk of Qualitative Research.. New Delhi: Sage Publications.

Nanus, Burt and Dobs, Stephen M.(1999). Leaders Who Make A Difference. San Francisco: Jossey Bass Publishers.

Nasution, S.(1998). Metode Penelitian Nuturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito.

Oliver, P. Ed. (1996). The Management of Educational Chanage. England: Ashgate Publishing Company.

Owens, Robert. G.(1995). Organizational behavior in Education. Amerika: Allyn dan Bacon.

Patton, M.Q. (1990). Qualitative Research and Evaluation Method. (2nd. ed). Newbury Park, CA: Sage

Payne, John dan Payne, Shirley.(1999). Management How To Do It. England: Gower Publihing Limited.

Sallis, Edward.(1993). Total Quality Management in Education. London: Philadelphia.

Scotter, R.D. Van.dkk.(1989). Foundation of Education. New Jersey: Englewood Cliffs.

Spradley, J.P.(1980). Participant Observation. New York: Rinehart and winston.

Syafaruddin.(2002). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: Grasiondo.

Strauss, A. (1987). Qualitative Analysis for Social Scientists. Cambridge, Eng. Cambridge University Press.

Tim Depdiknas.(1999). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Undang-UndunR Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Wahyusumidji. (1995). Kepemimpinan KEpala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber: ww.litagama.org

No comments: