Saturday, May 17, 2008

Menelusuri Jejak Islam pada Sejarah Sains dan Teknologi 2

Oleh: Dr.Harus Laksana Guntur, Meng

*) Teknolog dan deklarator PCIM-Jepang

Sejak alam semesta diciptakan, sesunggunya Allah telah mengajarkan kepada alam semesta ini ilmuNYA. Penciptaan makhluk bernama manusia sekaligus menandai dibukanya lembar sejarah panjang perjalanan sains dan teknologi di muka bumi ini. Dengan karunia Allah berupa akal yang dimilikinya, manusia hanya sebatas mencoba memahami, menemukan dan memformulakan ilmu Allah yang ada pada alam beserta isinya, sebagai tuntutan atas kehidupan yang lebih layak atau sekedar memuaskan hasrat keingintahuan manusia akan berbagai rahasia dibalik penciptaan alam semesta. Itulah sebabnya mengapa terobosan baru di bidang sains dan teknologi hasil karya manusia dinamakan penemuan atau invention, bukan penciptaan atau creation.

Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik.

Ada satu hal yang harus kita (penulis dan pembaca) sepakati diawal, bahwa isi tulisan alakadarnya ini hanya mencoba memaparkan dan menceritakan perkembangan sains dan teknologi setelah turunnya wahyu Al-Quran pada Muhammad SAW, serta bagaimana turunnya Al-Quran ini kemudian menjadi sumber inspirasi terbesar bagi para ilmuwan muslim dalam berinovasi mengembangan sains dan teknologi. Dan perlu dicatat bahwa sains di tulisan ini dibatasi hanya pada ilmu alam. Kita tidak membahas sains pada wilayah sosial dan wilayah lainnya. Kemudian di bagian akhir tulisan ini, saya mencoba memetakan para ilmuwan dan teknolog muslim mutakhir abad 21, era teknologi digital-nano-bio-informasi. Mudah-mudahan mampu memunculkan harapan akan kebangkitan masa kejayaan Islam.

Pasti akan ada yang protes, bukankah agama Islam ada sejak Nabi Adam AS? Saya yakin, kita semua sepakat bahwa agama Allah sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW adalah satu dan agama itu adalah Islam. Agama yang mengajak manusia menyembah satu Tuhan dan memurnikan kepasrahan hanya pada Allah.Tapi, dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas perkembangan sains dan teknologi setelah institusi Islam telah disempurnakan Allah dengan diutusnya nabi akhir jaman, Muhammad SAW.

Wahyu pertama yang turun pada Nabi Muhammad SAW adalah perintah kepada manusia untuk membaca. Membaca dengan penuh kesadaran, kesadaran bahwa Allah lah Tuhan yang telah menciptakan dan mengajarkan pada alam semesta ini ilmuNYA, kesadaran akan kemanusiaan kita dengan segala kelemahan dan keterbatasannya dalam memahami setetes dari samudera ilmuNYA. Ingatkah kita dengan ayat dibawah?

“Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS Al-Kahfi[18]:109)

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS Luqman [31]:27)

Dan membaca dalam arti yang maha luas, bukan hanya membaca teks-teks, tapi juga membaca segala fenomena, fenomena diri, fenomena alam dan fenomena sosial yang telah sengaja diciptakanNYA untuk kita baca dan renungkan. Rangsangan untuk membaca dan berpikir, memikirkan segala fenomena disekitar manusia, banyak sekali kita temukan pada firmanNYA, sebagai dasar dari pengembangan sains dan teknologi. Seperti dalam salah satu ayat ini: “Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi mereka yang mau berpikir” (QS Al-Imran [3]:190).Allah mengajak kita, manusia untuk memikirkan dan merenungkan proses yang digambarkan dalam ayat diatas.Pemikiran dan perenungan yang seharusnya bermuara pada kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Masa kejayaan Islam—yang lebih kita kenal dengan the Islamic Golden Age atau the Islamic Renaissance—terjadi pada periode abad ke 8 sampai abad ke 13.Meskipun tidak sedikit juga yang mempercayai bahwa masa kejayaan Islam terjadi mulai abad ke 8 sampai ke 15 atau 16. Selama periode ini, teknolog, ilmuwan dan businessman muslim memiliki andil cukup besar pada dunia seni, pertanian, ekonomi, industri, literatur, navigasi, filosofi, sains dan teknologi. Kontribusi besar Islam ini dilakukan, baik dengan memelihara apa yang sudah ada maupun melalui inovasi dan temuan-temuan baru oleh ilmuwan muslim. Menurut Howard R. Turner, “Muslim artists and scientists, princes and laborers together created a unique culture that has directly and indirectly influenced societies on every continent”. Pada masa kejayaan Islam, para artis dan ilmuwan, para pangeran dan buruh bersama-sama mampu menciptakan sebuah tradisi unik yang secara langsung maupun tidak telah mempengaruhi masyarakat di berbagai benua.

Ilmuwan muslim telah meletakkan pondasi yang kuat bagi perkembangan sains modern dengan keberhasilan Ibn al-Haytham (Alhazen) menemukan sebuah pendekatan empirik, eksperimen dan kuantitatif sebagai bagian dari metode ilmiah dalam dunia sains dan teknologi , yang membuat dia dijuluki sebagai ilmuwan pertama dalam sejarah sains dan teknologi di dunia. Metode ini kemudian menjadi metode ilmiah standard dalam mengembangkan sains dan teknologi sampai saat ini. Tidak sedikit sarjana yang menyebut periode ini sebagai periode “Revolusi sains dan teknologi Islam” dan menjadi dasar bagi revolusi sains dan teknolgi dunia pada periode abad 17 sampai 19.

Sumber: www.fai.uhamka.ac.id

No comments: